Tentang Putri - #TerserahPutri

Harus dunia tahu, bahwa sekarang ini adalah dini hari memasuki waktunya Ibu muda dan tua bangun untuk siapkan hidangan sahur. Entah itu yang persedian makanan masih banyak di kulkas, atau yang hanya ada Indomie Ayam Bawang, bahkan yang tidak punya apa-apa kecuali cintanya kepada keluarga.
Semuanya bebas memilih, ingin seperti apa hidupnya, ingin secanggih apa jalan ceritanya, ingin se-tragis apa nasibnya, dan ingin sekuat apa puasanya.
Begitupun Adikku, Putri Vanessa Fillia, yang biasa Aku panggil Putri, sementara dia memanggilku 'Kaki Seribu', yang adalah plesetan dari 'Kaka' sehingga dirubah Putri menjadi 'Kaki' dengan diikuti 'Seribu' supaya menegaskan bahwa Aku adalah binatang yang jumlah kakinya mengalahkan jumlah hutang negara.
Putri lebih memilih hidup dengan riang gembira meski tanpa Ayahnya. Aku harus beritahu, bahwa Ayahnya belum meninggal seperti Ayahku. Ayahku dan Ayahnya berbeda. Kami hanya satu Ibu. Lahir dari satu lubang yang sama.
Ayahnya Putri tinggal di Tasikmalaya bersama Istrinya yang menurutnya tercinta, tapi tidak menurut kami disini. Kami sempat menjadi bulan-bulanan tunggakan waktu kami masih pengangguran di Bandung. Ayahnya Putri tidak tahu ini.
Putri lahir dari rahim Ibu yang ketika itu menjadi istri kedua Sang Pangeran Tasikmalaya. Ibuku sering dituduh perusak rumah tangga orang, padahal tidak seperti itu. Semua tuduhan itu berdatangan seiring dengan kelahiran Putri. Kami tanggung semuanya sendiri. Maksudku, berdua dengan Ibu. Eh, bertiga dengan Abang.
Hampir tak ada yang tahu bahwa Putri pernah akan dicoba digugurkan Ibu karena takut membuat Istri pertama sang pangeran marah. Namun, segala macam cara dilakukan Ibu, semuanya gagal. Putri tetap lahir dengan cantik.
25 Juli 2008, tanggalnya, dimana seorang Bayi Prematur lahir ketika usia kandungan Ibu masih 8 bulan. Kurasa Putri tak sabar ingin lahir, sehingga keluar sebelum waktunya. Kelahirannya sempat menjadi sebuah kontroversi karena tepat seminggu setelah Putri lahir, Ayahku meninggal dunia.
Aku hancur, sadar bahwa akan hidup dewasa tanpa bimbingan Ayah. Sementara banyak laki-laki yang mengaku mencintai Ibuku namun tak sesuai faktanya. Berusaha berlomba ingin menjadi Ayah baruku. Padahal, bukan itu yang Aku mau. Karena Aku sudah punya. Aku tidak ingin punya yang baru, nanti Ayah lamaku marah dan cemburu. Jika mencintai Ibuku, silakan cintai dia dan berprilaku layaknya kepada teman padaku. Bukan untuk menjadikanmu Ayah baruku.
Apapun itu, kau harus tahu, bahwa meskipun kehadirannya tidak Aku duga sebelumnya, tapi Aku mencintai Putriku. Dia salah satu hartaku yang paling berharga selain gaji pensiunan Ayah yang turun padaku.
Ini tentang Putri, seharusnya, jika kau tak ingin tahu, kau tak usah baca ini sampai sini.

SHARETHIS